Tuesday, November 15, 2011

Dia, hamba Allah...

Dalam kesedaran dari lamunan harapan
aku dikejutkan dengan hadirnya
dari celahan kegelapan impian
dia muncul membawa sedikit cahaya

dia berjalan perlahan
berhenti dipertengahan
memberi ruang aku membuka mata
melihat ke arah cahaya kecil itu

dia memulakan bicara seorang yang bersederhana
dalam lentok tubuh yang bersopan
dia melagukan irama keikhlasan
tanpa terlebih dahulu memandang siapa aku

dia seorang insan
yang benar
dalam setiap tutur dan santunnya
dia membawa aku mengisi sedikit ruang berbicara
agar dia lebih kuat
menghadapi masa-masa yang ada dihadapan

tiada erti tewas dalam hidupnya
kerana dia juga hamba Allah
seperti kita
seorang insan
seperti aku...


Salam Seni...

10 comments:

Anonymous said...

menarik...tulisan ni seperti telah m'gurangkan sedikit prsaan kecewa dlm diri si penulis...i think jew...

Unknown said...

xde la...sekadar menghargai sebuah kehadiran yg disulami dgn perkenalan...luka yg terukir dahulu, mninggalkan parut yg kekal...

Anonymous said...

tapi lebih ok dr dulu kn...i mean,tak sume org sama sifat n sikap...jgn biar kn luka itu terkena tempias pd org lain...biarkan parut itu hanya kekal untuk dia sahaja...:-)

Unknown said...

parut ini bukti sebuah kmatangan...

Anonymous said...

bagus la...at least kita dpt belajar sesuatu dlm idup kita wlaupun pedih...n ia mjdkn kita lebih matang dr sblm nya...:-)

Unknown said...

kmatangan tu bkn mudah utk dipelajari...jadi,gunakanlah peluang dari apa yg terjadi...

Anonymous said...

hmmmm....

hamba Allah said...

tQ....

hamba Allah said...

arghhh.....!!!!! dia sendirian lagi menjalani hidup tanpa dia....dia yang hilang entah ke mana..kini dia sepi...sesepi angin malam,sesepi lambaian pepohon,sesepi pungguk merindui bulan...sepi!!sepi!!!sepi!!!tanpa khabar dari nya...mampukah aku terus begini!!menanti dalam kepastian,menunggu dalam kerinduan!!perlukah dia terus mengharap pada sang bulan...yang kadang waktu menyinari,kadang waktu m'yuram kan..perlukah dia merindui....ya perlu..andai rindui itu masih ada....masih tersimpan hanya untuk dia...yang pasti penantian itu sudah pasti...namun mengapa dia masih menanti!!...argh kau...tak usah la menanti,penantian itu sia-sia...namun dia tetap dengan pendirian nya...andai dia tertulis untuk dia...arghhhh dia menanti terus menanti....

Unknown said...

sabar...segalanya ada pengajaran...